top of page

MENGAPA BUDDYGUARD?

​​

​​

Sebagai pusat kegiatan, kota memiliki banyak kemungkinan untuk mengalami cerita yang sangat beragam. Termasuk problem kriminalitas yang mengkhawatirkan. Tindak kejahatan dapat terjadi kapan pun dan di mana pun. Seorang budayawan Inggris, Henry Thomas Buckle pernah berkata, “Society prepares the crime, the criminal commits it.” Masyarakat perlu kewaspadaan yang tinggi untuk saling bahu-membahu menjaga keamanan bersama.

Sebuah startup bernama Buddyguard menghadirkan solusi aplikasi keamanan berlapis yang dapat dipakai pada momen genting. Sebuah pengamanan personal untuk menghadapi situasi yang tidak diinginkan dengan akses yang mudah. Bandung sudah mengenalkan sistem tombol darurat terlebih dulu di Indonesia, namun belum banyak eksplorasi lain yang diberikan oleh aplikasi pengaman personal semacam ini.

Berakar dari budaya Indonesia yang menyenangi gotong royong, Buddyguard lahir sebagai aplikasi buatan dalam negeri yang mampu mengikuti perkembangan zaman. Menghadirkan peran tradisional dalam perkotaan modern yang cenderung individualis.

Terinspirasi dari kasus tahun 2016 yang terjadi dalam sebuah rumah mewah di kawasan Pulomas (Jakarta Utara), CEO sekaligus founder Buddyguard, Fardhan Muhammad, memutuskan untuk mengembangkan fitur aplikasi Buddyguard.

Pengusaha yang juga menekuni dunia akting ini melihat bahwa masalah keselamatan personal di kota besar masih cukup rentan, sehingga ia mempertimbangkan sebuah ide tentang aplikasi mobile yang tak hanya memberikan akses ke layanan darurat, tetapi juga saling menghubungkan sesama penggunanya dalam satu platform.

Di samping memanfaatkan kebiasaan masyarakat perkotaan yang makin tak dapat dipisahkan dari penggunaan smartphone, pengerjaan fitur-fitur di dalam aplikasi Buddyguard juga di dorong alasan lain, seperti perubahan yang ia alami semenjak menikah dan punya anak, juga pengalaman dari rekan-rekan Fardhan.

“Saya lihat orang Indonesia itu memiliki jiwa gotong-royong tinggi. Nah tugas Buddyguard di sini (adalah) menyatukan masyarakat supaya tergerak menjadi ‘agen-agen keamanan’ bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya”, ujarnya.

Ia menambahkan, “Seorang teman yang bersekolah di Amerika pernah bercerita tentang betapa cepatnya respons nomor darurat di sana. Meski belum sempat melaporkan secara detail, namun lima belas menit kemudian, mobil polisi, ambulans, dan pemadam kebakaran telah hadir untuk merespons panggilan darurat,”

Dari cerita pengalaman tersebut, Fardhan berpikir bagaimana jika ia membuat sebuah aplikasi yang bisa menanggapi respons darurat dengan cepat di Indonesia, namun dengan fokus dari pengguna ke pengguna lainnya.

Sebagai aplikasi keamanan antarmasyarakat pertama di Indonesia, tim Buddyguard tidak hanya menyediakan fitur tombol darurat semata. Secara keseluruhan, ada enam fitur yang dapat digunakan, antara lain:

  1. Panic Button

Dengan menekan tombol merah di dalam aplikasi selama 3 detik, aplikasi ini akan meneruskan sinyal darurat kepada para pengguna di sekitar Anda, sehingga lokasi Anda dapat dicapai oleh pengguna yang lain. Harapannya adalah agar Anda bisa mendapatkan pertolongan pertama dari pengguna terdekat sebelum ditangani secara profesional. Selama prosesnya, operator Layanan Darurat kami akan segera menghubungi Anda sambil mengabarkan kepada aparat sekitar untuk segera menghampiri.

  1. Report Button

Fitur ini ditujukan bagi para pengguna yang melihat kejadian kriminal ataupun keadaan darurat, tetapi takut atau kesulitan untuk membantu langsung ke tempat kejadian perkara. Jadi minimalnya Anda dapat membantu melalui pembuatan laporan yang dilakukan dengan merekam video, atau memotret kejadian perkara. Data kemudian dikirim oleh pengguna dan akan diproses tim untuk ditindaklanjuti dengan menghubungi instansi terkait yang sesuai dengan permasalahan tersebut.

  1. CallGuard

Adalah sebuah fitur berbentuk buku telepon darurat yang berisi kontak dan lokasi penting di sekitar Anda. Bantuan yang terdaftar di dalamnya antara lain Kantor Polisi, Rumah Sakit, Pemadam Kebakaran, Ambulans, Bengkel, Rumah Sakit Hewan hingga Pangkalan Militer (Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut). Tim kami secara khusus telah memverifikasi dan akan selalu memperbaharui informasi-informasi tersebut. Jadi tidak perlu repot-repot lagi mencari di

  1. FamilyGuard

Berguna untuk menjaga keamanan anggota keluarga satu sama lain. Dilengkapi dengan fitur , sehingga Anda dapat mengetahui lokasi pengguna secara . Titik lokasi yang dapat diakses tidak hanya terbatas di lokasi akhir. Riwayat lokasi anggota keluarga dan perjalanan yang dilakukan, dapat diakses melalui tombol Request Safety Password yang ditentukan sendiri dan tercatat sejak bergabung di dalam grup. Terdapat pula sistem yang mengingatkan radius pengguna satu sama lain jika sudah memasuki perimeter yang di tentukan.

  1. TourGuard

Mengantisipasi tersesat dan terpisah dari rombongan, fitur ini mempermudah Tour Leader saat sedang melakukan tur karena fiturnya mampu melacak banyak titik pengguna secara bersamaan. Begitu pula sebaliknya. Fitur ini juga memiliki fasilitas Set Meeting Point untuk mempersingkat penentuan lokasi bertemu. Sangat bermanfaat bagi yang datang ke daerah atau Negara baru dan tidak paham bahasa setempat. Tidak perlu khawatir lagi saat berlibur.

  1. Siskamling

Buatlah grup dengan fitur ini bersama warga di tempat tinggal sekitar. 24 jam 7 hari Anda akan terhubung satu sama lain untuk menjaga dan meningkatkan keamanan lingkungan bersama. Semuanya dilakukan dengan akses yang mudah serta mobilitas yang tinggi. Cukup menekan tombol Check My House atau Help Me, maka seluruh anggota grup Siskamling dapat mengetahui lokasi permasalahan dan saling membantu untuk menyelesaikannya bersama. Gotong Royong era modern telah tiba.

Sebagai tahap pengenalan, penggunaan semua fitur ini masih gratis. Namun ke depannya akan ada beberapa layanan yang berbayar. Kelak, fitur-fitur selain Panic Button dan CallGuard hanya dapat diakses apabila pengguna mendaftarkan diri sebagai pengguna akun premium dengan biaya abonemen per bulan.

“Kita juga akan ada pilihan Family Package seperti Spotify. Nantinya pengguna hanya perlu membayar satu akun billing di mana akan dikenai biaya Rp79.000 per keluarga,” jelas Fardhan. Untuk biaya per pengguna akan ditawarkan dengan tarif mulai dari Rp20.000 hingga Rp40.000 per bulan, namun ini belum keputusan akhir dan masih akan dibahas secara internal. Model monetisasi semacam ini rencananya akan ditawarkan Buddyguard ke wilayah pemukiman urban, seperti apartemen, karena mereka sangat peduli dengan keselamatan anggota keluarga.

Setelah debutnya di “Bootstrap Alley” pada acara “Tech in Asia Jakarta 2017 kemarin, Buddyguard yang telah mengantongi seed funding dari perusahaan keamanan lokal dan akan melakukan Grand Launching pada Februari ini. Mengutip Harry Hall, seorang tokoh praktisi hukum di Australia, “Crime prevention is everybody’s business”. Ada baiknya kita nantikan penggunaan aplikasi ini di khalayak umum dan ikut terlibat dalam menjaga keamanan bersama. Seperti slogan BuddyGuard, “People Help People”, saatnya beraksi dalam kolaborasi untuk Indonesia yang lebih Aman.

Terinspirasi oleh: Artikel Risky Maulana di https://id.techinasia.com/buddy-guard-siskamling-di-masyarakat-modern dan artikel Francisca Bertha Vistika di http://peluangusaha.kontan.co.id/news/buddyguard-menyatukan-orang-dalam-situasi-darurat


Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page